Basori Alwi Santri Panyeppen Peraih Beasiswa Kader Ulama' Internasional Masjid Istiqlal Jakarta

Moh Bashori Alwi Almanduri, begitulah nama lengkapnya lahir di Dharmasraya (kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Sawahlunto Sijunjung, 2004) di Nagari (setingkat desa) Sopan Jaya, Kec. Padang Laweh, Dharmasraya Sumatera Barat, Sebuah nagari  dengan status Eks-Transmigrasi 1993 yang menjadi batas terluar di ujung tenggara Propinsi Sumatera Barat sekaligus berbatasan langsung dengan propinsi Riau dan Jambi. Ia merupakan putera ketiga dari pasangan H. Moh. Rofiq bin Ahmadi dan Hj. Khofifah Asmawati bin Asmawi.

Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di ranah kelahirannya, yaitu di SD Negeri 04 Padang Laweh (2002-2008), dan pendidikan menengahnya di SMP Negeri 01 Padang Laweh (2008-2011). Setelah tamat ia melanjutkan pendidikan menegah atasnya ke SMA Al-Miftah Pamekasan (2011-2014), di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen, sebuah pesantren yang berada di desa Poto’an Laok, Palengaan Pamekasan, yang didirikan oleh RKH. Nasrudin bin Itsbat. Awal perkenalannya dengan pesantren ini ialah saat pengasuhnya (RKH. Mudtasir bin badrudin) melakukan safari dakwah dari batam sampai ke Ranah Minang (Sumatera Barat) pada awal tahun 2011, sehingga akhirnya ia memantapkan niatnya untuk hijrah melanjutkan study ke bumi sakera yang jaraknya beribu kilometer dari kampung halamannya. Selain pendidikan formal, di pesantren ini ia juga mendapatkan pengetahuan keislaman di madrasah wustho dan ulya selama 5 tahun (2011-2016). Ia memiliki Kisah unik pada saat awal masuk tes madrasah, sehingga dapat diterima di madrasah wustho sedangkan ia tidak pernah mengeyam pendidikan dasar diniyah ula sebelumnya sehingga oleh wali kelasnya saat itu (ust Baidlowi Ansoro) diibaratkan seperti bayi yang makan jagung, sebab saat itu madrasah setingkat wustho telah menggunakan kitab Alfiyah Ibnu Malik, alih-alih kitab selevel alfiyah, bahkan ia belum pernah mengenal ilmu gramatika arab sebelumnya barang selevel Nahwul Wadih, Matn Al Jurumiyah, atau Al Imrithi. 

Selama tiga tahun pertama ia tinggal di asrama khadim dan membantu keperluan keluarga pengasuh, 2  tahun terkahir sebelum berangkat tugas saat memasuki tingkat ulya ia ingin memfokuskan diri menjadi santri aktif, sehingga ia izin ke pengasuh untuk pindah ke asrama santri, dan oleh pengasuh ia disarankan masuk untuk menjadi anggota Hai’ah Tahfidzil Qur’an (HTQ), disanalah ia mendapatkan pengetahuan ke-tahfidzannya. Di pesantren ini pula ia aktif mengikuti berbagai macam kegiatan, tercatat ia pernah menjadi keanggotaan dari berbagai organisasi mulai dari OSIS SMA Al-Miftah selama dua periode (2011-2012 dan 2012-2013), sekretaris Gerakan Pramuka Al-Miftah gudep 305 (2012-2014), Saka Bhayangkara Polsek Palengaan(2013-2014), staf redaksi Al-Miftah Magazine (Lembaga Pers internal Pesantren), dan Majelis Takmir Masjid An-Nasor (2015-2016). 

Tamat dari SMA, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang Strata-1 di STAI Miftahul Ulum Pamekasan program pendidikan Bimbingan Penyuluhan Islam masih di lingkungan pondok yang sama (2014-2018) dan tercatat ia pernah menjadi Dewan Perwakilan Mahasiswa periode 2015-2016. Lulus madrasah ulya, ia mendapatkan mandat menjadi Ustad Tugas dan Dai (UT-D), masa penugasan pertama ia tempuh di PP. Nurul ulum bunangkah asuhan RKH. Badwi muslim selama 1 tahun (2016-2017), dan masa penugasan kedua di PP. Sumber Kebun asuhan RKH. Badruddin Bin Mudatsir selama 3 tahun (2017-2020). 

Setelah boyong dari pesantren, ia melanjutkan studynya ke jenjang selanjutnya, berkat pengalaman selama di pesantren dan selama masa penugasan ia diterima di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Magister Islamic Studies konsentrasi Dakwah Dan Komunikasi. Bertemu rekan sejawat dengan berbagai latar belakang baik dalam negeri maupun mahasiswa internasional membuat pemikirannya lebih moderat dan membuatnya berpacu dengan waktu untuk semakin meningkatkan potensinya. Hal itu terbukti dengan diterimanya ia menjadi salah satu penerima Beasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI) oleh MUI pusat gelombang 1 tahun 2021-2023. Saat diwawancara, ia mengatakan bahwa untuk mendapatkan beasiswa itu tidaklah mudah, butuh perjuangan dan ketekunan, sebab ia harus bersaing dengan ribuan peserta dari seluruh indonesia. Pada saat tahap pemberkasan, ia berhasil finish di urutan 58 dari 78 peserta yang lolos seleksi tahap 1, penilaian berdasarkan pada kualifikasi peserta dalam prestasi, track record, keikutsertaan dalam organisasi, dan karya ilmiah yang dipublikasi ujarnya. Selanjutnya pada seleksi tahap 2 merupakan seleksi wawancara, penilaian berdasarkan pada kualifikasi peserta terkait wawasan keislaman (utamanya jurusan yang ditekuni), pengetahuan kutubu turots, bahasa arab dan bahasa inggris. Selanjutnya pada seleksi tahap 3 merupakan seleksi kemampuan Al-Qur’an, penilaian berdasarkan pada kemampuan peserta dalam membaca, memahami, dan menghafal Al-Qur’an minimal 5 juz. Meski pada saat seleksi tahap dua dan tiga berbarengan dengan UAS dan tugas yang menumpuk, ia bersyukur barokah doa orang tua, guru dan para masyayikh ia dapat menjalani semuanya dengan maksimal dan berhasil diterima serta masuk menjadi 3 teratas dari 21 peserta yang acc diterima oleh MUI Pusat, sekaligus nilai UAS pun tidak mengecewakan  ibarat pepatah sambil menyelam minum air ujarnya.

Basori alwi, saat diwawancara menyampaikan mohon dukungan dan doa kepada seluruh pihak serta harapan dan pesan “di zaman modern ini, persaingan semakin ketat apabila umat islam tidak meningkatkan kualifikasinya maka akan tergerus oleh zaman dan hanya sebagai penonoton saja, ia berharap santri panyepen dapat meningkatkan kualifikasi untuk dapat bersaing di zaman yang semakin komplek ini” selanjutnya ia berpesan “apabila kita punya hajat, bisikan dalam hati dan yakinkan bahwa kita pasti bisa mendapatkannya dan jangan lupa selalu ikhtiar dan tawakkal kepada allah bukankah allah yuhibbul mutawakkilin” sebagai penutup wawancara ia mengutip satu bait dari kitab imriti yang cukup fenomenal 

اذ الفتى حسب اعتقاده رفع # وكل من لم يعتقد لم ينتفع

“karena derajat seorang pemuda diukur dari keyakinannya, dan barang siapa yang tidak yakin, tidak akan bisa mengambil manfaat”

Riwayat  Pendidikan

  1. SD Negeri 44 Padang Laweh              :  Tahun 2002-2008
  2. SMP Negeri 8 Koto Baru                    :  Tahun 2008-2011
  3. SMA Al-Miftah Pamekasan                :  Tahun 2011-2014
  4. S1 Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Miftahul Ulum Pamekasan                  :  Tahun 2014-2018

Prestasi 

  1. Juara 2 Cabang Lomba Solat Jenazah perkemahan PERJUSAMI Pramuka Penggalang  tingkat Kab. Dharmasraya : Tahun 2009
  2. Juara 3 Cabang Lomba Khutbah Jum‘at MTQN Tingkat Kab. Dharmasraya : Tahun 2010
  3. Finalis 10 besar Expo-Talkshow LKTI 2011 Tingkat SMA se-Jawa Timur Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga : Tahun 2011
  4. Finalis cabang lomba English Speech Festival Bahasa Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton tingkat Jawa Timur : tahun 2012 
  5. Harapan 3 LKTI Tingkat Nasional Universitas Muhammadiyah Malang : Tahun 2012
  6. Harapan 3 Kompetisi Sains Fisika 2013 tingkat SMA se-Madura FKIP Universitas Islam Madura Pamekasan  : Tahun 2013
  7. Juara 2 Cabang Lomba Pentas Seni Ajang Kreasi Dan Prestasi Pramuka tingkat Kab. Pamekasan  : Tahun 2013
  8. Juara 3 Lomba Nasyid Islami Tingkat Remaja se-Kab. Pamekasan IPNU/IPPNU Pamekasan : Tahun 2014
  9. Juara 1 Tahfidz Matnul Jurmiya Olimpiade Nahwu Sorrof (ONS) HIMMAH PPMU Panyepen : Tahun 2015
  10. Harapan II Festival Tilawatil Qur’an tingkat SMA se-Madura LDK/BDM Universitas Madura : Tahun 2016
  11. Juara 1 MTQ tingkat UMUM se-Kab dharmasraya Ikatan Pemuda Pelajar Dan Mahasiswa Koto Tuo (IKPPM-KT) : Tahun 2016
  12. Juara 3 Cabang Lomba Tilawah Remaja MTQN tingkat Kab. Dharmasraya : Tahun 2018
  13. Juara 2 Kategori Putra MTQ Se-Jawa Timur Ajang Kompetisi Seni Islami (AKSI) 2019 UKM-IQDA IAIN Madura : Tahun 2019
  14. Juara 3 Cabang Lomba Tilawah Remaja STQ tingkat Kab. Sampang  Jamiyatul Qurro Wal Huffadz Nahdlatul Ulama : Tahun 2020


Post a Comment

2 Comments